Doa Angelus Bahasa Indonesia’ Inggris’ Latin
Marilah Berdoa: Ya Allah, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus Putra-Mu menjadi manusia; curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan salib-Nya, kami dibawa kepada kebangkitan yang mulia. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin
Hail Mary, full of grace, the Lord is with you. Blessed are you among women, and blessed is the fruit of your womb, Jesus. Holy Mary, Mother of God, pray for us sinners, now and at the hour of our death. Amen.
Let us pray: Pour forth, we beseech thee, O Lord, Your grace into our hearts, that we to whom the incarnation of Christ Thy son was made known by the message of an angel, may by His Passion and Cross be brought to the glory of His resurrection; through the same Christ our Lord. Amen.
Oremus. Gratiam Tuam, quaesumus, Domine, mentibus nostris infunde, ut, qui angelo nuntiante, Christi, Filii Tui, incarnationem cognovimus, per passio nem eius et crucem ad resurrectio nis gloriam perducamur. Per eundem Christum, Dominum nostrum. Amen.
Kaisar Romawi adalah gelar yang digunakan oleh penguasa Kekaisaran Romawi dari masa berdirinya oleh Augustus pada 27 SM hingga jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476 M, dan dilanjutkan dalam Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) hingga Konstantinopel jatuh pada tahun 1453 M. Gelar ini pertama kali diperkenalkan oleh Gaius Julius Caesar, tetapi penggunaannya sebagai gelar kekaisaran dimulai oleh penerusnya, Augustus, yang dianggap sebagai kaisar pertama. Kaisar Romawi memiliki kekuasaan tertinggi dalam politik, militer, dan keagamaan Romawi.
Julius Caesar, yang berasal dari keluarga patricius, memainkan peran penting dalam peralihan Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi. Pada tahun 44 SM, Caesar diangkat sebagai diktator seumur hidup, sebuah gelar yang memperkuat kekuasaannya. Namun, pembunuhan Caesar pada tahun 44 SM memicu perang saudara di Romawi yang berlangsung hingga 27 SM, ketika kemenangannya disahkan oleh Senat, menjadikannya sebagai "Princeps Senatus" atau "pemimpin pertama senat." Augustus tidak menyebut dirinya sebagai "kaisar" secara langsung, tetapi kekuasaannya diakui sebagai kekuatan de facto.
Octavianus, yang kemudian dikenal sebagai Augustus, adalah penerus Julius Caesar dan dianggap sebagai kaisar pertama Romawi. Augustus mendirikan fondasi Kekaisaran Romawi dengan mengonsolidasikan kekuasaan di tangannya, termasuk komando militer tertinggi dan hak untuk menunjuk pejabat tinggi. Pada masa pemerintahannya (27 SM–14 M), Augustus memperkenalkan reformasi dalam pemerintahan, militer, dan sistem perpajakan yang meningkatkan stabilitas dan kemakmuran Romawi, serta memulai masa yang dikenal sebagai "Pax Romana" atau "Perdamaian Romawi."
Kaisar Romawi memiliki kekuasaan mutlak dalam berbagai aspek pemerintahan. Gelar resmi yang digunakan oleh seorang kaisar bervariasi sepanjang sejarah Romawi, dan sering mencerminkan kompleksitas kekuasaan yang dimilikinya:
Kaisar juga mengendalikan Senat, meskipun secara teknis merupakan badan legislatif tertinggi, kekuasaan senat secara bertahap berkurang di bawah kaisar.
Sepanjang sejarah Romawi, terdapat beberapa dinasti utama yang memerintah Kekaisaran Romawi. Setiap dinasti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan Kekaisaran.
Dinasti ini didirikan oleh Augustus dan diikuti oleh penerusnya yang berasal dari garis keluarga Julius Caesar dan Augustus. Kaisar terkenal dari dinasti ini termasuk Tiberius, Caligula, Claudius, dan Nero. Pada masa dinasti ini, Kekaisaran Romawi berkembang secara ekonomi dan militer, tetapi juga mengalami skandal politik yang melemahkan citra kaisar.
Setelah jatuhnya Dinasti Julio-Claudian, Vespasianus mendirikan Dinasti Flavia yang berhasil memulihkan kestabilan di Romawi. Keluarganya memerintah dengan gaya pemerintahan yang lebih militeristis. Kaisar-kaisar seperti Vespasianus dan putranya Titus berhasil menundukkan pemberontakan Yahudi dan membangun kembali Roma setelah kebakaran besar.
Dinasti ini dikenal dengan kaisar-kaisarnya yang adil dan bijaksana, termasuk Trajanus, Hadrianus, dan Marcus Aurelius. Masa pemerintahan mereka disebut sebagai puncak kejayaan Kekaisaran Romawi, ditandai dengan ekspansi besar-besaran dan reformasi hukum serta administrasi yang signifikan.
Dinasti ini dimulai dengan Septimius Severus, yang menguatkan kekuasaan militer dalam pemerintahan Romawi. Namun, setelah pemerintahan singkat Caracalla dan Severus Alexander, dinasti ini runtuh, menandai awal krisis abad ketiga yang melanda Kekaisaran Romawi.
Setelah runtuhnya Dinasti Severa, Romawi mengalami masa krisis internal yang disebut Krisis Abad Ketiga (235–284 M), di mana terjadi pergantian kaisar yang cepat, invasi barbar, dan ketidakstabilan ekonomi. Untuk mengatasi krisis ini, Kaisar Diokletianus memperkenalkan sistem Tetrarki, di mana kekuasaan dibagi antara dua kaisar senior (augustus) dan dua kaisar junior (caesar). Sistem ini untuk sementara berhasil memulihkan stabilitas, tetapi tidak lama setelah pengunduran diri Diokletianus, kekuasaan kembali terpusat di tangan Konstantinus Agung.
Konstantinus Agung (306–337 M) adalah kaisar yang paling dikenal karena mengadopsi Kekristenan sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi. Pada masa pemerintahannya, Konstantinus menyatukan kembali kekaisaran yang sebelumnya terpecah dan mendirikan ibu kota baru di Bizantium, yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel. Keputusan Konstantinus untuk mendukung Kekristenan mengubah wajah kekaisaran dan agama dunia barat selamanya.
Pada abad ke-4, Kekaisaran Romawi secara efektif dibagi menjadi dua bagian: Kekaisaran Romawi Barat yang berpusat di Roma dan Kekaisaran Romawi Timur (kemudian dikenal sebagai Kekaisaran Bizantium) yang berpusat di Konstantinopel. Kekaisaran Romawi Barat runtuh pada tahun 476 M setelah serangkaian serangan dari suku-suku barbar seperti Visigoth dan Vandal. Namun, Kekaisaran Romawi Timur terus bertahan hingga jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 M.
Warisan kaisar Romawi tetap hidup dalam sejarah Eropa dan dunia. Gelar "kaisar" digunakan dalam berbagai bentuk oleh penguasa lain sepanjang sejarah, seperti "Kaiser" di Jerman dan "Tsar" di Rusia, yang keduanya secara etimologis berasal dari "Caesar." Kekaisaran Romawi juga meninggalkan warisan hukum, seni, arsitektur, dan konsep pemerintahan yang terus mempengaruhi dunia modern hingga saat ini.
Berikut ini adalah daftar beberapa kaisar Romawi yang paling berpengaruh:
Berikut ini bacaan doa setelah sholat taubat, lengkap dalam Bahasa Arab, Latin dan terjemahannya:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدِ ظَالِمٍ لَا يَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَلَا مَوْتًا وَلَا حَيَاةً وَلَا نُشُورًا.
Arab Latin: Astaghfirullaahal 'azhimal-ladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaihi taubata 'abdin zhaalimin laa yamliku linafsihi dharran wa la naf’an walaa mautan wa laa hayaatan wa laa nusyuuraa.
Artinya: "Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung. Aku mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, Tuhan yang hidup terus selalu jaga. Aku memohon taubat kepada-Nya dengan taubatnya seorang hamba yang banyak berdosa, yang tidak mempunyai daya upaya untuk berbuat mudarat atau manfaat, untuk mati atau hidup, maupun bangkit nanti."
Selain itu, terdapat pula bacaan sayyidul istighfar setelah melaksanakan sholat taubat. Berikut ini bacaannya:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Arab-latin: Allahumma Anta Rabbi, la ilaha illa Anta khalaqtani, wa ana 'abduka, wa ana ala ahdika wawa'dika mastatha'tu, audzubka min syarrima shana'tu, abu'u laka bini'matika alayya wa abu'u laka bi dzanbi, faghfirli, fa innahu la yaghfirudzunuba illa Anta.
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu.”
Bahasa Latin Dalam Penulisan Resep
Rumpun bahasa Romawi, salah satu cabang dari rumpun bahasa Indo-Eropah, merupakan rumpun bahasa yang tumbuh dan berkembang dari bahasa Latin. Bahasa dalam rumpun bahasa Roman yang paling terkenal ialah bahasa Perancis, bahasa Sepanyol, bahasa Itali, bahasa Portugis dan bahasa Romania. Termasuk juga ke dalamnya suatu bahasa yang disebut bahasa Romansch, suatu bahasa yang dituturkan di Graubünden di bahagian tenggara Swiss. Bahasa-bahasa Romawi dipertuturkan oleh 600 penutur asli di seluruh dunia, terutamanya di benua Amerika, Eropah, dan Afrika, serta di wilayah yang lebih kecil saiznya yang terletak di seluruh dunia.
Semua bahasa Romawi (kadang-kadang disebut juga sebagai Romanik) adalah keturunan dari bahasa Latin Vulgar (lebih tepatnya, bahasa Latin rakyat), bahasa para tentera, pemukim dan budak dari Kekaisaran Romawi, yang agak berbeza dengan bahasa Latin Klasik dari kaum terpelajar Romawi. Antara tahun 200 SM dan 100 M, "ekspansi" Kekaisaran Romawi, yang disertai oleh dasar-dasar pentadbiran dan pendidikan Roma, menjadikan bahasa Latin sebagai bahasa pribumi yang dominan di wilayah yang merentang dari semenanjung Iberia ke pantai barat Laut Hitam. Semua bahasa ini terus-menerus berubah. Pada masa kemunduran Roma dan setelah keruntuhan dan perpecahannya pada abad ke-5, evolusi bahasa Latin di masing-masing wilayah ini menjadi semakin cepat, dan akhirnya berpecah menjadi banyak bahasa yang berbeza-beza. Banyak di antara bahasa-bahasa ini masih bertahan dalam bentuk modennya. Imperium seberang lautan yang diciptakan oleh Imperium Sepanyol, Imperium Portugal, dan Imperium kolonial Perancis sejak abad ke-15 kemudian menyebarkan bahasa-bahasa Roman ini ke benua-benua lainnya—begitu luasnya hingga sekitar dua-pertiga dari semua penutur bahasa Romawi kini hidup di luar Eropah.
Meskipun mengalami berbagai pengaruh dari bahasa-bahasa pra-Roman dan dari invasi-invasi di kemudian hari, fonologi, morfologi, leksikon, dan sintaksis dari semua bahasa Roman terutama sekali merupakan evolusi dari bahasa Latin. Akibatnya, kelompok ini memiliki sejumlah ciri linguistik yang memisahkannya dari cabang-cabang bahasa Indo-Eropah lainnya. Khususnya, dengan satu atau dua perkecualian, bahasa-bahasa Roman telah kehilangan sistem deklensi dari bahasa Latin Klasik, dan akibatnya, mempunyai struktur kalimat Subjek Verba Objek dan banyak menggunakan kata sandang.
Sebagai anggota keluarga Indo-Eropah, bahasa-bahasa Romawi mempunyai sejumlah ciri yang diwarisi oleh sub-sub keluarga IE lainnya (seperti misalnya bahasa Celt, bahasa Jermanik, bahasa Slavia, dan bahasa Indo-Farsi, bahasa Albania, bahasa Armenia, bahasa Yunani, bahasa Lithuania, dll.), dan khususnya dengan bahasa Inggeris; tetapi yang memisahkan mereka dari bahasa-bahasa non-IE seperti bahasa Arab, bahasa Basque, bahasa Hungary, dan bahasa Tamil.
Ciri-ciri ini meliputi:
Bahasa-bahasa Romawi sama-sama memiliki sejumlah ciri yang diwarisinya dari Bahasa Latin Klasik, dan semua itu memisahkan bahasa-bahasa ini dari kebanyakan bahasa-bahasa Indo-Eropah lainnya.
Jadual di bawah ini memberikan perbandingan kosakata yang menggambarkan sejumlah contoh pergeseran suara yang telah terjadi antara bahasa Latin dan bahasa-bahasa Roman utama, serta sejumlah bahasa minoriti terpilih.
Klasifikasi bahasa Romawi pada hakikatnya sulit, kerana kebanyakan wilayah linguistiknya merupakan suatu kontinum. Bahasa-bahasa Romawi termasuk 47 bahasa (perkiraan SIL International) dan dialek yang dipertuturkan di Eropah; kelompok bahasa ini adalah sebahagian dari keluarga bahasa Italik.
Berikut ini adalah sub-keluarga utama yang telah diusulkan dalam berbagai skema klasifikasi untuk bahasa-bahasa Roman:
Ada sejumlah bahasa yang berkembang dari campuran dari dua bahasa Romawi yang mapan. Tidak selalu jelas apakah mereka harus digolongkan sebagai pidgin, bahasa kreol, atau bahasa campuran.
Bahasa Latin dan bahasa-bahasa Romawi juga menyebabkan lahirnya sejumlah bahasa rekaan: (misalnya Interlingua, versi pembaruannya bahasa Latin Moden, Latino sine flexione, Occidental, Lingua Franca Nova, dan Esperanto), serta bahasa-bahasa yang diciptakan untuk tujuan-tujuan artistik semata (seperti misalnya Brithenig dan Wenedyk).
PK ! Í\! 0 [Content_Types].xml ¢( ̘]oÓ0†ï‘ø‘oQãºÀ¨é.ø¸âcã˜ä´58¶e»eı÷œ$İT¦’nxÖá&’c¿çÊ�İÄı"y>†!ö¿2åù:Ò˜òiLyª‹4¦<åFS�ú#�)OA’Æ”§BIcÊS²¤1eÚâ%BQ99Êû?/¯‡‡3Ü«vê‰Ã@à£ÿŸİfÄĞÉ“†îĶ�æHnŞŸw/~ ÿÿ PK ! £ì‚& â _rels/.rels ¢( ¬’ÏJ1‡ï‚ïæŞÍ¶Šˆ4Û‹½‰¬0&³»©›?$SißŞØƒº°Á3ó›�o’¬77ŠJÙ¯`YÕ Èë`¬ï¼¶O‹{™Ñƒ'GÊ°i®¯Ö/4"—¡<ؘE¡ø¬``�Rf=�Ã\…H¾tº�r9¦^FÔïØ“\Õõ�L¿ĞL˜bk¤¹Ñ#ı�-1d”:$ZÄT¦Û²‹h1õÄ
LĞÏ¥œO‰ª�AÎİş](t�ÕôôŞ‘ç9/:0yCæ¼ÆxÎhyI£iâG&F–1Q.ÅSúœĞê²oÆÃŞ½y´ãÌÕ|÷ª]¤şKHN~fó ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ppt/slides/_rels/slide7.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ppt/slides/_rels/slide8.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ppt/slides/_rels/slide9.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide10.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ppt/slides/_rels/slide6.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ppt/slides/_rels/slide5.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ppt/slides/_rels/slide4.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ppt/slides/_rels/slide3.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ppt/slides/_rels/slide2.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! c\#´À 7 ppt/slides/_rels/slide1.xml.relsŒÏ½jÃ0ğ=Ğw·W²;„,e)C§�>À!�mQ[:¹Äo�1tÈx_¿?×]îË,ş(³�AC+lt>Œ~n_ï'\08œc
1\ÌÛ¡»ÒŒ¥ñ䋪Ö0•’ÎJ±�hA–1Q¨“!æK-ó¨Ú_I}4ÍQågÌνÓ�{ׂ¸m‰^±ã0xKŸÑ®…òO„âÙ;úÆ-®¥²˜G*¤|îï–ZY#@™NíŞ5 ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide11.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide12.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide13.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide22.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide21.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide20.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide19.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide18.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide17.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide16.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide15.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! Kõ=ì½ 7 ! ppt/slides/_rels/slide14.xml.relsŒÏ½
Â0ğ]ğÂí&ÕADšºˆ 8‰>À‘\Û`›„\ûöf´ààx_¿?WŞã ^”دa-+äM°Îwî·Ój‚3z‹Cğ¤a"†C³\ÔW0—#î]dQÏúœã^)6=�È2DòeÒ†4b.eêTDóÀ�Ô¦ª¶*}ĞÌLq¶ÒÙ®AܦHÿØ¡m�¡c0Ï‘|ş¡xp–.8…g.,¦�²)¿û³¥�, šZÍŞm> ÿÿ PK ! ¤v#yŠ Ø ppt/_rels/presentation.xml.rels ¢( ¼—ßjƒ0‡ï{ÉıŒ±ÿGµ7cĞ‹ÁغÈôÔÊ4‘$ëÖ·_h‡ØR½çòü4Ç�?“åê·m¢=[k•1',Uè²VUÆ>6ÏsY'U) c°l•ßß-ß ‘β»º³‘ï¢lÆvÎu�œÛb´±î@ù+[mZé|i*ŞÉâKVÀÓ$™r3ìÁò³�Ѻ̘Y—mÜÒ[o·uOºønA¹+�ඩKğ
¥©ÀeìXş§óØwcü:DšQˆŠ!ˆ0ÒÅH©0Š1¢ÂHQŒqHŒÎ€}5Ú=J¡“�û~.(ú¥˜†¤p~ìà•ËSˆ¯‹YPùÙÀ»;40˜ŒAˆ‘*m ÖTÖ¨5•5º:•5j
ÔÆŪ
cŒbõ†1A1‚šÃ˜¢s*ŒŠAµõèŞ+¼½^¤u`.XNáÙø_†jr0²Ae2TdTC5Fe1TbTCFe°^`üì<šÿ ÿÿ PK ! ‹"ŬO æ ppt/presentation.xmlì—]oÛ †ï'í?XÜN©�¿Õ©Òu™&uRÔ´?€Ú$µŠÁÒ¥�ößø#$eR¥İæ*À{x�'è˜syµoˆ÷‚¹¨- ¼€‡iɪšnğp¿œäÀÑ
Fq^± WóÏŸ.ÛY˱ÀT"©¦zʆŠ*À“”íÌ÷Eù„$.X‹©Ò6Œ7Hª.ßúG¿”}Cü0R¿A5ı|ş‘ùl³©K|ÃÊ]£–ïL8&fâ©nÅàÖ~ÄÍ>Åñ–zÁëİ£ÀrɨŠ˜«cRıDBbş£ºòdÄ««„0Îâuè‰�/pÄv@ø8À&S!t0Lm†Ğ1µ!BÅ̦3#tp<¾F�™
:Hf6¨ĞA2³Q‡’ÙÑ]t�Ìl’aG²»ìöÕ^¿yå¾ SÇA öQ¾ Í“Ütäk«Œ(9Æ4Şe‹~ުç�&&¬Â´#òïåZ¾<¿Dzlµâ}ënÅ=‚tVÃtò°î6hÇ�[Ô ~[ å‹ÈV¥D
ppt/slides/slide11.xmlÄW_o9?©ßÁÚ‡¾œèI€p%Õ†„^Ô4AYòŒmX·^Û²½Ü§¿±½HH+”�Êë3ãßü<ã1?K�VÌX®ä(é|h'ˆI¢(—ËQò8›´ ²KŠ…’l”l˜M>]¼ûã£ZAhK;Ä£¤pNÓÔ’‚•Ø~PšIX[(SbC³L©Áÿ€ÕR¤İv»—–˜Ë¤Ö7‡è«Å‚v¥HU2é¢Ãv€Ü\ÛÆš>Äš6Ì‚™ ıÒxFrA}kõÌ0æ{rõÙè\OMX¾[M
âøJ�Ä%Ğ’ ´^©åâXzAè¥/,,›.®¦ô-¸‡Ö£øß„oê'ÙÚ!gÉÎ4)î_“&Åõkòi³Iº³±w."Ü÷ªÛx5ãN0ÔÙ:×€¶úV‘ïIN¢“O"Ñußê¹�cÎkãjèlñ¼JH¯}ŞkG?»ıÓŞÉà5ƒv¿ßõŞáŸ÷ºÏݸJp:áB„�YÎÇ £d2·½r”ß‘K@zèÖ—Šn¼êÚRB(e•Sîjİíš°.w .àÔşæ
Ğ+°Ï+N[7W šæ(7.�•-İX0,ı ‚è”�½&À`V`£$O�æ�\ráY×aÁ27JZıó&ì›Ó Óp—ÙßY�¡Ûlvs‡ŞãRÿ….¯ïf�_P~}u“ew^ÚE�p"’N±ÁOn2ÙzÌ÷Ü<�g[€a¨Ã)7§üçyqÒäÅXI—š
Q(A™A1è~!K8]ïȼ)A:§§ıAÎ;Ò9;9m2ä¬3èñáÁ¾ ×s‚°pŞ=ó†„Ì5y`´"ş.òÛ;õ†¬°ÿÓâá™ñgù%Ü^�±¶l9B_BïYÀÆø]P¦•€*Ë,`™Vf�…[”Q«Cݯ<¨œ™yõ9?èâ%?"Â�W3DTéë4|0%˜;&k\Lp~ü˜�”WZ+Ë�2Íš©
”ÎáJ‚#ÔLT¦:"ÂKL „zp€õ j�n�á1¹<"ºûUõ#lÎ3w`QûuDûÕ¨şìmù¿‘pø–?öò-»ì—ÙĞÄǵ/ˆõ{›óëûU`îp�Ô†?MñÜÊ€U^ÂJèÉ[ëB%űjÏdóB§ü¿à’²—ÜÁ®HxHw2uEÙ,¾QË¥jGjS{´í{õ~>@ş ÿÿ PK ! cı*ä¿ Ü ppt/slides/slide20.xmlìY]�Ó8}�•ö?X~ŞiJaa©È îÀ Õ´ó\ÇI¼õ—l§Ûî¯çÚIÚn[FZD/ñ×õõ¹'ç:‰óâåR
´`ÖqRü¨×Lj)ª3®ŠßOo.ÿÂÈy¢2"´b)^1‡_^ışÛ3t"C0[¹!Iqé½&‰£%“Äõ´a
Ærm%ñĞ´E’Yò/x•"ôûOI¸ÂÍ|{Ì|�眲WšV’)_;±LÈ]É�k½™c¼Ë¸‰³ÿé
"£‘…Ò™©e,ÔÔâ�53¶qøv1¶ˆgÀFŠH £¤iìê¶
†PKv
POS-KUPANG.COM - Umat Katolik memiliki doa Ratu Surga. Doa ini hampir sama statusnya dengan doa Angelus atau doa Malaikat Tuhan. Bedanya, doa Ratu Surga hanya didoakan selama masa Paskah hingga hari raya Pentakosta.
Jadi kalau pada jam 6 pagi, jam 12 siang dan jam 6 sore biasanya umat mendaraskan doa Angelus atau doa Malaikat Tuhan, maka selama masa Paskah hingga hari raya Pentakosta, pada jam-jam tersebut diisi dengan mendaraskan doa Ratu Surga.
Berikut ini rumusan doa Ratu Surga dalam bahasa Inggris dan bahasa Latin.
Ratu Surga (bahasa Indonesia)
Ratu Surga bersukacitalah, alleluya,Sebab Ia yang boleh kau kandung, alleluya,Telah bangkit seperti disabdakan-Nya, alleluyaDoakanlah kami pada Allah, alleluyaBersukacitalah dan bergembiralah, Perawan Maria, alleluya,Sebab Tuhan sungguh telah bangkit, alleluya
Ya Allah, Engkau telah menggembirakan dunia dengan kebangkitan Putra-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus.Kami mohon, perkenankanlah kami bersukacita dalam kehidupan kekal bersama bunda-Nya, Perawan Maria.Demi Kristus, pengantara kami.Amin.
Queen of Heaven (Bahasa Inggris)
Queen of heaven, rejoice, alleluia!For He whom thou didst merit to bear, alleluia!
Has risen, as He said, alleluia!Pray for us to God, alleluia!
Rejoice and be glad, O Virgin Mary, alleluia!For the Lord has truly risen, alleluia!
O God, who through the resurrection of Thy Son, our Lord Jesus Christ, didst vouchsafe to give joy to the world; grant, we beseech Thee, that through His Mother, the Virgin Mary, we may obtain the joys of everlasting life. Through the same Christ our Lord. Amen.
Regina Caeli (Bahasa Latin)
Regina cæli, lætare, alleluia.Quia quem meruisti portare, alleluia.Resurrexit, sicut dixit, alleluia.Ora pro nobis Deum, alleluia.Gaude et lætare, Virgo Maria, alleluia.Quia surrexit Dominus vere, alleluia.
Deus, qui per resurrectionem Filii tui, Domini nostri Iesu Christi, mundum lætificare dignatus es:præsta, quæsumus, ut per eius Genitricem Virginem Mariam, perpetuæ capiamus gaudia vitæ.Per eundem Christum Dominum nostrum.Amen.
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS